BAB II
HUBUNGAN SINTAKSIS BAHASA ARAB
Hubungan Sintaksis memiliki pertalian yang sangat erat dengan Bahasa Arab, karena dalam hubungan Sintaksis membicarakan mengenai pengetahuan tentang susunan kata dan kalimat. Jadi Bahasa Arab tidak akan bisa kita susun kata demi kata, sehingga menjadi kalimat yang dimengerti tanpa pengetahuan tentang susunan kata dan kalimat ( Sintaksis / ﻧﺣﻮ ).
Pada bab ini yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Klausa (ﺠﻤﻠﺔ ), meliputi :
a. Pengertian Klausa
b. Tipelogi Struktur Klausa
2. Fra sa (ﻋﺒﺎﺮﺓ ), meliputi :
a. Pengertian Frasa
b. Tipologi Struktur Frasa
1. Klausa (ﺠﻤﻠﺔ )
A. Pengertian Klausa
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﻫﻲ ﻣﺎ ﺗﺭﻜﺐ ﻣﻦ ﻜﻠﻣﺗﻴﻦ ﺍﻮ ﺍﻜﺜﺭ ﻮ ﺍﻔﺎ ﺪ ﻣﻌﻧﻰ ﺗﺎﻣﺎ
(ﻧﻌﻤﻪ, : ١٩)
Artinya : “ Klausa (ﺠﻤﻠﺔ )adalah apa-apa yang tersusun dari dua kalimat atau lebih, dan memberi pemahaman makna yang sempurna”.
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﻫﻲ ﻣﺎ ﺗﺭﻜﺐ ﻣﻦ ﻣﺴﻧﺪ ﻮﻣﻧﺪ ﺍﻠﻴﻪ (ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ١٢)
Artinya : “Klausa (ﺠﻤﻠﺔ ) adalah kalimat yang tersusun dari Musnad (Kata yang disandarkan) dan Musnad Ilaih (Kata yang disandarkan kepadanya) “.
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺍﻠﺷﻳﺦﺧﺎﻠﺪﻴﻗﻮﻞﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﻫﻲﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﺍﻠﺗﻰ ﺗﺗﺭﻜﺐ ﻣﻦ ﻜﻠﻣﺗﻴﻦ, ﺍﻣﺎ ﻣﻠﻔﻭﻅ ﺒﻬﻣﺎ ﺍﻮﻤﻗﺪﺭ
(ﺍﻻﺰﻫﺎﺮﻯ , ١٣٤٩:١١)
Artinya : “ Klausa (ﺠﻤﻠﺔ) adalah Jumlah yang tersusun dari dua kata yang dilafadzkan keduanya atau ditakdirkan salah satu dari keduanya “.
Contoh yang dilafazkan : ﻗﺎﻢ ﺰﻴﺪ
Contoh yang ditakdirkan : ﻗﻢ ﻮﺍﺴﺗﻗﻢ
B. Tipologi Struktur Klausa
Tipologi struktur klausa dalam kajian ini meliputi dua kaidah nahwu yaitu jumlah al-ismiyah dan jumlah al-fi’liyah. Untuk lebih jelasnya, maka pengkaji akan menguraikan satu persatu dari dua kaidah nahwu tersebut.
1. Al-Jumlah Al-Ismiyah
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﻠﺟﻣﻠﺔ ﺍﺴﻣﻴﺔ ﻭﻫﻲ ﺍﻠﺗﻰ ﺗﺒﺪﺃ ﺒﺄ ﺴﻢ ﺍﻭ ﺒﻀﻣﻴﺭ
(ﻧﻌﻤﻪ, : ١٩)
Artinya : “Al-Jumlah Al-Ismiyah adalah jumlah yang dimulai dengan isim atau dlomir”.
Contoh : ﺍﻟﻂﺎﻟﺐ ﻧﺎﺠﺢ
ﻧﺣﻥ ﻧﺎﺠﺣﻮﻥ
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﺍﻷﺴﻣﻴﺔ ﻫﻲ ﻣﺎ ﻜﺎ ﻧﺖ ﻣﺄ ﻠﻔﺔ ﻣﻦ ﺍﻠﻣﺒﺗﺪﺃ ﻮﺍﻠﺧﺒﺭ
(ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ٢٨٤)
Artinya : “Jumlah Al-Ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari Mubtada’ dan Khobar atau kalimat yang aslinya Mubtada’ dan Khobar”.
Contoh : ﺍﻠﺤﻖ ﻤﻧﺼﻮﺭ
ﺍﻥﺍﻠﺒﺎﻁﻝ ﻤﺤﺬﻮﻞ
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka yang dimaksud dengan Jumlah Al-Ismiyah dalam kajian ini adalah setiap kalimat yang dimulai dengan isim zahir atau isim dlomir, yang harus disesuaikan antara jenis, adat, dan I’rab.
Contoh :
| ﻫﻭﻧﺎﺠﺢ ﻫﻣﺎ ﻧﺎﺠﺤﺎﻥ ﻫﻢ ﻧﺎﺠﺤﻮﻥ | ﺍﻠﻄﺎﻠﺐ ﻧﺎﺠﺢ ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺎﻥ ﻧﺎﺠﺤﺎﻥ ﺍﻠﻃﻼﺐ ﻧﺎﺠﺤﻮﻥ | * |
| ﻫﻲ ﻧﺎﺟﺣﺔ ﻫﻣﺎ ﻧﺎﺠﺤﺗﺎﻥ ﻫﻥ ﻧﺎﺟﺣﺎﺖ | ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺔ ﻧﺎﺟﺣﺔ ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺘﺎﻥ ﻧﺎﺠﺤﺗﺎﻥ ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺎ ﺖ ﻧﺎﺟﺣﺎﺖ | * |
| ﺍﻻﺒﺘﺪﺍﺀ ﺑﺎﻠﻣﻔﻌﻮﻟﻴﺔ ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻃﺎﻠﺏ ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻃﺎﻠﺑﺎﻥ ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻄﻼﺏ | ﺍﻻﺒﺘﺪﺍﺀ ﺒﺎﻠﻔﺎﻋﻟﻳﺔ ﺍﻠﻃﺎﻠﺏ ﻜﺘﺐﺍﻠﺪﺭﺲ ﺍﻠﻄﺎﻠﺒﺎﻦ ﻛﺗﺒﺎﺍﻠﺪﺭﺱ ﺍﻠﻃﻼﺐ ﻛﺘﺒﻮﺍﺍﻠﺪﺭﺲ | * |
| ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻃﺎﻠﺏ ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻃﺎﻠﺑﺎﻥ ﺍﻠﺪﺭﺱ ﻜﺘﺒﻪﺍﻠﻄﻼﺏ | ﺍﻠﻄﺎﻠﺒﺔ ﻜﺘﺒﺕﺍﻠﺪﺭﺲ ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺗﺎﻥ ﻛﺗﺒﺗﺎﺍﻠﺪﺭﺲ ﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺎﺖ ﻜﺘﺒﻦﺍﻠﺪﺭﺲ | * |
ﺍﻠﻧﻮﺍﺴﺦ | |||
| ﺍﻦﺍﻟﻃﺎﻠﺏ ﻧﺎﺟﺢ ﺍﻥﺍﻠﻄﺎﻠﺑﻴﻥ ﻧﺎﺟﺤﺎﻥ ﺍﻦﺍﻠﻄﺎﻠﺑﻴﻥ ﻧﺎﺟﺣﻮﻥ | ﻜﺎﻥﺍﻠﻄﺎﻠﺏ ﻧﺎﺟﺣﺎ ﻜﺎﻦﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺎﻥ ﻧﺎﺟﺤﻴﻦ ﻜﺎﻥﺍﻠﻄﻼﺏ ﻧﺎﺠﺤﻴﻥ | * |
| ﺍﻦﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺔ ﻧﺎﺟﺤﺔ ﺍﻦ ﺍﻠﻄﺎﻠﺒﺘﻳﻦ ﻧﺎﺟﺤﺘﺎﻥ ﺍﻥﺍﻠﻄﺎﻠﺒﺎﺖ ﻧﺎﺠﺤﺎﺖ | ﻜﺎﻧﺖﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺔ ﻧﺎﺠﺤﺔ ﻜﺎﻧﺕﺍﻠﻄﺎﻠﺑﺘﺎﻥ ﻧﺎﺟﺤﺗﻳﻥ ﻛﺎ ﻧﺖﺍﻠﻄﺎﻠﺒﺎﺖ ﻧﺎﺠﺤﺎﺖ | * |
2. Al-Jumlah Al-Fi’liyah
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺠﻣﻠﺔ ﻔﻌﻠﻳﺔ ﻮﻫﻲ ﺍﻠﺗﻰ ﺗﺒﺪﺃ ﺒﻔﻌﻞ
(ﻧﻌﻤﻪ, : ١٩)
Artinya : “Jumlah Al-Fi’liyah adalah jumlah yang dimulai dengan Fi’il”. (Na’mah, -:19)
Contoh : ﻴﻜﺘﺏﺍﻠﻃﺎﻠﺏ
ﻴﺩﺭﺲﺍﻠﺘﻠﻤﻴﺫ
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺠﻤﻠﺔ ﺍﻠﻔﻌﻠﻴﺔ ﻫﻲ ﻤﺎ ﺗﺄ ﻠﻔﺕ ﻤﻦ ﺍﻠﻔﻌﻞ ﻮ ﺍﻠﻔﺎ ﻋﻞ ﺍﻮﺍﻠﻔﻌﻞ
ﻮﻧﺎ ﺌﺐ ﺍﻠﻔﺎﻋﻞ ﺍﻮ ﺍﻠﻔﻌﻞ ﺍﻠﻧﺎ ﻗﺺ ﻮﺍﺴﻤﻪ ﻮﺧﺒﺮﻩ(ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ٢٨٤)
Artinya : “Jumlah Al-Fi’liyah adalah jumlah yang dibentuk dari Fi’il dan Fa’il atau Naibul Fa’il”. (Al-Galayaini, 1987 : 284)
Contoh : ﻧﺻﺭ ﺯﻴﺩ
ﻴﻧﺻﺭﺍﻠﻤﻅﻠﻮﻢ
Dan Jumlah Al-Fi’liyah juga bisa dibentuk dari Fi’il Naqis beserta Isim dan Khobarnya.
Contoh : ﻴﻜﻮﻦ ﺍﻠﻣﺠﺘﻬﺪ ﺴﻌﻳﺪﺍ
Berdasarkan uraian-uraian di atas, yang dimaksud dengan Jumlah Al-Fi’liyah dalam kajian ini adalah setiap kalimat yang dimuali dengan Fi’il, Fa’il atau Naibul Fa’il dan Fi’il Naqis serta Isim dan Khobarnya yang harus disesuaikan jenisnya saja.
Contoh :
ﻜﺘﺒﺖﺍﻠﺘﻠﻣﻴﺫﺓﺍﻠﺪﺮﺲ ﻜﺘﺒﺖﺍﻠﺘﻠﻤﻴﺬﺘﺎﻥﺍﻠﺪﺭﺲ ﺠﺎﺌﺖﺍﻠﻣﺆﻤﻧﺎﺖ | | ﻜﺘﺐﺍﻠﻃﺎﻠﺏﺍﻠﺪﺭﺲ ﻜﺘﺏﺍﻟﻃﺎﻠﺒﺎﻥ ﺍﻠﺪﺭﺲ ﻜﺘﺐﺍﻠﻄﻼﺐﺍﻠﺪﺭﺲ |
ﻴﻜﻮﻦ ﺍﻠﻣﺠﺘﻬﺪ ﺴﻌﻳﺪﺍ ﺘﺴﺭﺍﻠﻌﻴﻧﺎ ﻦ | | ﻫﺯﻡﺍﻠﻌﺩﻮ ﻴﻧﺼﺮﺍﻠﻣﻆﻠﻮﻢ ﻴﺸﺎﻫﺪﺍﻠﻼﻋﺒﻮﻥ |
| | |
Dan adapula jumlah itu menempati tempat I’rab apabila berada pada tempat isim mufrad. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Jumlah yang menempati kasus nominatif (ﺍﻠﺠﻣﻠﺔﺍﻠﺗﻰﻓﻰﻣﺣﻝﺮﻔﻊ) meliputi :
a. Jumlah Khobar Mubtada’,
ﺍﻻﺷﺠﺎﺮ ﺍﻏﺼﺎ ﺎﻬﻧ ﻣﻮﺮﻗﺔ Contoh :
b. Jumlah Fa’il atau Naibul Fa’il
Contoh Fa’il : ﻗﺎﻡ ﺍﻠﺭﺠﻞ , ﻗﺎﺗﻞ ﺍﻠﻤﻧﺎﺼﻠﻭﻥ
Contoh Naibul Fa’il : ﻫﺰﻢ ﺍﻠﻌﺪﻞ
ﺃﻋﻃﻰ ﺍﻠﻧﺎﺠﺢ ﺟﺎﺌﺯﺓ
ﻴﺗﻧﺯﻩ ﻔﻰ ﺍﻠﺤﺪﺍ ﺌﻖ ﴿ﻴﺗﻧﺯﻩ ﺍﻠﻧﺎﺲ ﻔﻰ ﺍﻠﺤﺪﺍ ﺌﻖ﴾
c. Jumlah Khobar Inna dan Saudara-saudaranya,
Contoh : ﺍﻦ ﺍ ﻟﺗﻠﻣﻳﺬ ﻴﺪ ﺮﺲ
d. Jumlah yang mengikuti Fungsi Nominatif
- Al-Na’at
ﻔﻰﻜﺗﺎﺐﺍﻠﻌﺴﻤﺎﻭﻯﻴﻗﻭﻞﺍﻟﻧﻌﺕ ﺗﺎ ﺒﻊ ﻟﻟﻤﻧﻌﻭﺖ ﻓﻰ ﺭﻓﻌﻪ ﻭﻧﺼﺒﻪ ﻭﺧﻓﺿﻪ ﻭ ﺗﻌﺭﻴﻓﻪ ﻭ ﺗﻧﻜﻴﺭ
(ﻋﺒﺪﺍﷲﻭﺍﻠﻌﺷﻤﺎﻭﻯ, : ٣٢ )
Artinya : “Al-na’at adalah kata yang mengikuti Man’utnya (Yang diikutinya) pada saat Rofa’, Nashab, Khofad dan pada saat Ma’rifat dan Nakiroh”.
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺍﻟﻧﻌﺕ ﺗﺎﺒﻊ ﻴﺪﻞ ﻋﻟﻰ ﺼﻓﺔ ﻓﻰ ﺍﺳﻡ ﻗﺒﻟﻪ
(ﻧﻌﻤﻪ, : ٥١)
Artinya : “Al-Na’at adalah kata yang mengikuti Isim (Kata Benda), Untuk menunjukkan bahwa sifat bagi Isim (Kata Benda) tersebut”.
Contoh : ﺠﺎﺀ ﺭﺟﻝ ﻣﺭﺽﺍﺑﻮﻩ
ﻫﺫﺍﻜﺘﺎﺏ ﻧﻘﻟﺖ ﻤﻧﻪ ﻫﺫﺍﺍﻠﺭﺌﻲ
Penjelasan lebih lanjut, akan diuraikan lagi di pengertian Sifat (Na’at) pada Bab III.
- Al-Athf
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺍﺍﻟﻌﻄﻒ : ﺗﺎﺒﻊ ﻴﺗﻭﺴﻄ ﺒﻴﻧﻪ
ﻭﺒﻴﻦ ﻤﺗﺒﻭﻋﻪ ﺍﺣﺪ ﺣﺭﻭﻒ ﺍﻠﻌﻂﻒ (ﻧﻌﻤﻪ, ٥٣ )
Artinya : “Al-‘Athf adalah kata yang mengikuti isim, dan diantara isim dan kata yang mengikutinya terdapat salah satu huruf ‘athf”.
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﻋﻂﻒ ﺍﻠﺒﻳﺎﻦ ﻫﻮﺗﺎ ﺒﻊ ﺠﺎ ﺣﺪ ﻳﺷﺒﻪ ﺍﻠﻧﻌﺕ
ﻔﻰ ﻜﻭﻧﻪ ﻳﻜﺷﻑ ﻋﻥ ﺍﻠﻣﺭﺍﺪ ﻜﻣﺎ ﻳﻜﺷﻑ ﺍﻠﻧﻌﺖ (ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ٣٤١)
Artinya : “Al-‘Athf Al-Bayan adalah pengikut yang Jamid, menyerupai Na’at pada keadaannya, yang menjelaskan apa yang dimaksud, sebagaimana Na’at menjelaskan Man’utnya”.
Contoh : ﺠﺎﺀ ﻣﺣﻤﺪ ﻮﺫﻫﺐﻋﻠﻰ
ﺒﻜﻰﻋﻠﻰ ﻮﺃﺿﺤﻙ ﺒﻜﺭ
Dari uraian-uraian dan contoh di atas Al-‘Athf yang terdiri dari jumlah yaitu Al-‘Athf Al-Bayan.
- At-Taukid
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺗﻮﻜﻳﺪ ﺗﺎ ﺒﻊ ﻳﺬﻜﺭ ﻓﻰ ﺍﻠﻜﻼﻡ
ﻠﺪﻓﻊ ﺗﻮﻫﻡ ﻗﺪ ﺤﻤﻠﻪ ﺍﻠﻜﻼﻡ ﺍﻠﻰ ﺍﻠﺴﺎ ﻤﻊ (ﻧﻌﻤﻪ, ٤ ٥ )
Artinya : “At-Tauqid adalah kata yang mengikuti isim, yang disebut dalam kalimat untuk menghilangkan keraguan. Kadang-kadang keraguan itu terbawa oleh ucapan itu pada pendengar “.
ﻮﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺗﻮﻜﻴﺪ ﺗﻜﺮﻴﺮ ﻴﺮﺍﺪ ﺑﻪ ﺗﺷﺑﻴﺖ ﺍﻤﺮﺍﻠﻤﻜﺮﺮ
ﻔﻰ ﻧﻔﺲ ﺍﻠﺴﺎﻤﻊ (ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ٢٣١)
Artinya : “At-Tauqid dalah pengulangan ucapan yang bertujuan untuk menetapkan perkaara yang diulang kepada si pendengar”.
At-Tauqid dibagi menjadi dua bagian :
1. At-Tauqid Al-Lafdzi.
2. At-Tauqid Al-Ma’nawi.
Dari kedua bagian At-Tauqid di atas, At-Taukid yang terdiri dari jumlah adalah At-Tauqid Al-Lafdzi.
Contoh : ﺟﺎﺀ ﻋﻠﻲ ﺟﺎﺀ ﻋﻠﻲ
ﻋﻠﻲ ﻣﺠﺘﻬﺪ ﻋﻠﻲ ﻣﺠﺘﻬﺪ
- Al-Badal
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﻤﻠﺧﺺﻗﻮﺍﻋﺪﺍﻠﻠﻐﺔﺍﻠﻌﺮﺒﻳﺔﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺑﺪﻞ ﺗﺎﺑﻊ ﻴﺪﻞ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺲ ﺍﻠﻤﺗﺑﻭﻉ ﺍﻭﺠﺯﺀ ﻤﻧﻪ
(ﻧﻌﻤﻪ, ٥٦ )
ﺪﻴﺸﺭﻠﺍ ﻦﻮﺮﺎﻫﺔﻔﻴﻜﺤﻠ ﻢﺮﻜﺍ
Artinya : “Al-Badal adalah kata pengikut yang menunjukkan atas yang diikuti atau sebagian dari yang diikuti.
ﻓﻰﻛﺗﺎﺐﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺪﺮﻮﺲﻳﻗﻮﻞﺍﻠﺑﺪﻞ ﻫﻭ ﺍﻠﺗﺎﺑﻊ ﺍﻠﻤﻗﺼﻭﺪ
ﺑﺎ ﻠﺤﻛﻢ ﺑﻼ ﻭﺍﺴﻃﺔ ﺑﻴﻧﻪ ﻭﺑﻥ ﻣﺗﺑﻭﻋﻪ (ﺍﻠﻐﻼﻳﻳﻥ١٩٨٧: ٢٣٥)
Artinya : “Al-Badal adalah kata pengikut yang dimaksudkan dengan hukum, tanpa menggunakan perantara antara pengikupt dengan kata yan diikuti “.
Contoh : ﺍﻤﺪ ﻜﻢ ﺑﻣﺎ ﺘﻌﻟﻣﻭﻥ , ﺍﻤﺪ ﻜﻢ ﺑﺄﻧﻌﺎﻢ ﻮﺑﻧﻴﻥ
e. Jumlah yang menjadi Sifat bagi Nominatif (Rafa’ ),
Contoh : ﻫﺬﺍ ﺮﺍﻯ ﻴﺤﻞ ﺍﻟﻣﺷﻜﻟﺔ
f. Jumlah yang mengikuti Nominatif
Contoh : ﻋﻣﺮﻤﺟﻴﺪ ﺍﻠﺧﻄﺎﺒﺔ ﻮﻴﺰﻴﻊ ﺷﻌﺮﻩ
2. Jumlah yang menempati kasus Akusatif (ﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﺍﻠﺗﻰ ﻓﻰ ﻣﺣﻝ ﻧﺼﺐ) meliputi :
a. Jumlah Khobar Kana dan Saudara-Saudaranya
Contoh : ﮐﺎﻦ ﺍﻟﺮﺠﻞ ﺜﻴﺎﺒﻪ ﻧﻆﻴﻒ
b. Jumlah yang berkedudukan menjadi Maf’ul Bih
Contoh : ﻗﺎﻞ ﺍﻟﺗﻟﻣﻳﺬ ﺍﻧﻰ ﻣﺠﺪ
c. Jumlah yang menempati Hal (Keadaan)
Contoh : ﻋﺎﺪﺖ ﺍﻟﺠﻳﻮﺶ ﺗﻅﻔﺮﺒﺎﻟﻧﺼﺭ
d. Jumlah yang menjadi Sifat Akusatif
Contoh : ﺴﻣﻌﺕ ﻄﻳﻮﺮﺍ ﺗﻐﺮﺪ
e. Jumlah yang mengikuti jumlah yang menempati kasus Akusatif.
Contoh : ﺍﻻﺷﺠﺎﺭﺍﻏﺼﺎﻧﻬﺎﻤﻭﺭﻗﺔ
f. Jumlah yang mengikuti fungsi Akusatif
- An-Na’tu Contoh : ﺭﺃﻴﺖ ﺭﺠﻼ ﻤﺭﺽﺍﺒﻮﻩ
- Al-Atfu Contoh : ﺮﺃﻴﺖ ﻣﺣﻣﺪﺍ ﻭﺫﻫﺏﻋﻟﻰ
- At-Tauqidu Contoh : ﺭﺃﻴﺖ ﻋﻠﻴﺎ ﺭﺃﻴﺖ ﻋﻠﻴﺎ
- Al-Badalu Contoh : ﺭﺃﻴﺖﺍﻠﻄﺎﺌﺭﺘﻁﻴﺭﻔﻰﺍﻠﺴﺣﺎ ﺏ
3. Jumlah yang menempati kasus genetif (ﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﺍﻠﺗﻰ ﻓﻰ ﻣﺣﻝ ﺠﺭ), meliputi:
a. Jumlah yang menempati fungsi Mudhofun Ilaih
Contoh : ﺬﻫﺒﺖ ﺍﻠﻰ ﺤﻴﺚ ﺗﻗﻴﻢ
b. Jumlah yang disifatkan kepada genetif
Contoh : ﺭﺜﻴﺖ ﻠﺘﻠﻣﻴﺬ ﻴﺘﺄﻠﻡ ﻣﻥﺍﻠﻔﻜﺭ
c. Jumlah yang mengikuti jumlah pada kasus genetif
Contoh : ﻋﺟﺑﺖ ﻟﺼﺪﻳﻗﻰ ﻳﺳﺗﻤﻊ ﻟﺼﺎﺤﺑﻪ ﻭﺘﺣﺭﻜﻪﺇﺷﺎﺮﺍﺗﻪ
4. Jumlah yang menduduki tempat jazam (ﺍﻠﺠﻣﻠﺔ ﺍﻠﺗﻰ ﻓﻰ ﻣﺣﻝ ﺠﺰﻢ) meliputi :
a. Jumlah yang berkedudukan sebagai jawab syarat yang dibarengi dengan huruf Fa’(ﻒ )
Contoh : ﺍﻦ ﺗﻌﻤﻞ ﺍﻠﺠﻤﻴﻞ ﻔﺄ ﻧﺖ ﻤﺷﮐﻮﺮ
b. Jumlah yang mengikuti kepada jumlah yang jazam
Contoh : ﺍﻦ ﺗﻮﺍﻔﻖ ﻔﺄ ﻧﺖ ﺍﻠﮐﺮﻴﻢ ﻮﻫﺬﺍ ﺍﻣﻠﻧﺎ
( Ni’mah,- : 200, Jadwal Nahwu, No.4 )
Catatan !
Sebagai peringatan, tidak akan mungkin jumlah ( Klausa) itu menempati tempat I’rab, apabila tidak berada pada tempat Isim Mufrad.
Yang demikian itu terjadi :
1. Apabila berada diawal kalimat atau terpisah dari kalimat sebelumnya.
Contoh : ﻻ ﺗﮐﺬﺐ ﺍﻦ ﺍﻠﮐﺬﺐ ﻣﮐﺮﻮﻩ
2. Apabila jatuh menjadi Shilah bagi isim Maushul.
Contoh : ﺠﺎﺀ ﺍﻠﺬﻯ ﮐﺗﺐ
3. Jumlah jawab syarat yang membaris matikan apabila tidak dibarengi dengan huruf fa’ ( ﻒ ).
Contoh : ﮐﻴﻔﻣﺎ ﺗﻌﺎﻣﻞ ﺍﻠﻧﺎﺲ ﻴﻌﺎﻣﻠﻮﻚ
4. Jumlah jawab syarat tanpa membaris matikan.
Contoh : ﻠﻮﻻ ﺍﻠﻬﻮﺍﺀ ﻣﺎﻋﺎﺶ ﮐﺎﺋﻦ ﺤﻲ
5. Jumlah Al-I’tirodiyah (jumlah yang berada antara mubtada’ dan khobar).
Contoh : ﮐﺎﻦ ﺭﺤﻣﻪ ﺍﷲ ﻗﺪﻭﺓ ﺣﺳﻧﺔ
6. Jumlah Al-Mufassiroh ( Yang memberi arti )
Contoh : ﻅﺭﺖ ﺍ ﻠﻳﻪ ﺷﺰﺮﺍﺍﻯ ﺍﺤﺗﻗﺮﺗﻪ
7. Jumlah yang mengikuti bagi jumlah yang tidak ada kedudukan pada I’rab.
Contoh : ﺫﻫﺑﺖ ﺍﻠﻰ ﺍﻠﻤﻧﺯﻞ ﻮﺗﻧﺎﻮﻠﺖ ﺍﻠﻃﻌﺎﻡ
2. Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ ),
Adanya Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ) karena ada ﺘﺭﻛﻴﺏ yakni susunan kata demi kata yang mendatangkan makna baru selain makna Juzu’nya. jadi pada kajian ini yang akan dibahas adalah :
1. Pengertian Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ) atau ﺘﺭﻛﻴﺏ
2. Tipologi Struktur frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ) atau ﺘﺭﻛﻴﺏ
Untuk lebih jelasnya, pengkaji akan menjelaskan satu persatu.
1. Pengertian Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ) atau ﺘﺭﻛﻴﺏ
Sebelum menjelaskan pengertian Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ), terlebih dahulu pengkaji akan menjelaskan pembagian ﺘﺭﻛﻴﺏ
ﺘﺭﻛﻴﺏ dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tarkib Al-Isnadi (Jumlah)
Bagian yang pertama ini, sudah dijelaskan dalam Tipologi Struktur Klausa (ﺠﻤﻠﺔ)
b. Tarkib Gair al-Isnadi
Tarkib ini meliputi pembagian-pembagian tarkib selain Tarkib Al-Isnadi yakni :
- Tarkib Idhofi
- Tarkib Mazji
- Tarkib Al-Atfi
- Tarkib Al-Adadi
- Tarkib Al-Bayani
Di dalam Kitab Jamiuddirus dijelaskan bahwa “Ibarat atau Tarkib adalah Kalimat yang tersusun dari dua kata atau lebih untuk memberi pemahaman, baik pemahaman yang sempurna atau kurang ssempurna” (Al-Galayaini, 1987:12).
Contoh Pemahaman Yang Sempurna : ﺍﻠﻧﺟﺎﺓﻔﻰﺍﻠﺻﺪﻖ
Contoh Pemahaman Yang Kurang Sempurna : ﻧﻮﺭﺍﻠﺷﻤﺲ
Sedangkan di dalam Kitab Syekh Kholid dijelaskan bahwa “Murakkab adalah kalimat yang tersusun dari dua kata atau lebih (Al- Azhari, - :11).
ﺘﺭﻛﻴﺏ, dalam kajian ini adalah susunan dua kata atau lebih yang tidak mencapai makna jumlah atau klausa, dengan ketentuan muncul makna baru selain makna Juzuknya.
2. Tipologi Struktur Frasa
Semua bahasa memiliki struktur di dalam pembuatan kalimatnya, begitu pula dengan Bahasa Arab, Bahasa Indonesia memiliki pola DM (Diterangkan dan Menerangkan), MD (Menerangkan dan Diterangkan)
Contoh :
- Makanan itu manis
- Manis sekali makanan itu
Begitu pula dengan Bahasa Arab
Contoh : ﻜﺘﺎﺐ ﺠﺪﻳﺩ
ﮐﺭﺍﻡ ﺍﻟﻧﺎﺲ
Rangkaian kata demi kata itu di sebut Tarkib, jadi untuk lebih jelasnya, maka pengkaji akan memaparkan Pembagian–pembagian Tarkib
1. Al-Murakkab Al-Isnadi (Jumlah).
2. Al-Murakkab Al-Idofi.
3. Al-Murakkab Al-Bayani.
4. Al-Murakkab AL-Atfi.
5. Al-Murokkab Al-Majzi
6. Al-Murokkab Al-Adadi
Keenam bagian di atas merupakan bagian dari Al-Murokkab, dan adapun Al-Murakkab Al-Isnadi dan Al-Murakkab Al-Atfi bukan termasuk di dalam frasa, karena Al-Murakkab Al-Isnadi masuk dalam pembagian klausa / Jumlah sedangkan Al-Murakkab Al-Atfi tidak termasuk kedalam klausa dan tidak pula dalam frasa.
Untuk lebih jelasnya, pengkaji akan menjelaskan satu persatu mengenai pembagian Murokkab yang termasuk dalam frasa :
a. Al-Murakkab Al-Idofi.
Adalah kalimat yang tersusun dari Mudof dan Mudofun Ilaih
Contohnya : ﻛﺗﺎﺐﺰﻴﺪ , ﺤﺗﻢﻔﻀﻴﺔ
Dan keadaan bagian yang kedua (Kata yang kedua) dari kalimat di atas tetap baris bawah selamanya.
b. Al-Murakkab Al-Bayani.
Adalah setiap dua yang keberadaannya kedua menjelaskan kata yang pertama. Al-Murakkab Al-Bayani terbagi menjadi tiga bagian.
1. Murokkab Wasfi adalah kalimat yang tersusun dari Sifat dan Mausuf
Contoh : ﻔﺎﺯ ﺍﻠﺗﻠﻤﻴﺬﺍﻠﻤﺠﺗﻬﺪ
ﺍﻛﺭﻤﺖ ﺍﻠﺗﻠﻤﻴﺬﺍﻠﻤﺠﺗﻬﺪ
2. Murokkab Tauqidi adalah kalimat yang tersusun dari yang menguatkan (ﻤﺅﮐﺪ ) dan yang di kuatkan (ﻤﺅﮐﺪ )
Contoh : ﺠﺎﺀ ﺍﻠﻗﻮﻢﻜﻠﻬﻢ
ﺍﻛﺭﻤﺖ ﺍﻠﻗﻮﻢﻜﻠﻬﻢ
3. Murokkab Badali adalah kalimat yang tersusun dari pengganti (ﺒﺪﻞ) dan yang diganti (ﻤﺒﺪﻞﻤﻧﻪ).
Contoh : ﺠﺎﺀ ﺣﻠﻴﻞ ﺃﺧﻭﻚ
ﺮﺋﻳﺖ ﺣﻠﻴﻼ ﺃﺧﺎﻚ
c. Al-Murokkab Al-Majzi
Adalah setiap kalimat yang tersusun dan dijadikan keduanya menjadi satu kalimat
Contoh : ﻠﻴﻞ ﻧﻬﺎﺭ
ﻜﺘﺎﺐ ﻃﺎﻟﺐ
Catatan.
1. Kalau Murokkab Majzi terdiri dari nama, maka diI’rab sebagai mana I’rab Isim yang tidak bertanwin
Contoh : ﺴﻜﻧﺖ ﺒﻴﺖ ﻠﺣﻢ , ﺴﺎﻓﺮﺖ ﺇﻠﻰ ﺣﺿﺮﻣﻭﺕ
Keculi kata yang keduanya terdiri dari kata (ﻮﻳﻪ), maka dia tetap baris bawah, selamanya.
Contoh :ﻗﺮﺃﺖ ﻛﺗﺎﺐ ﺴﻴﺑﻭﻳﻪ , ﺴﻴﺑﻭﻳﻪ ﻋﺎﻠﻢ ﻜﺒﻴﺮ
ﺮﺋﻳﺖ ﺴﻴﺑﻭﻳﻪ ﻋﺎﻠﻣﺎ ﻜﺒﻴﺮ
2. Kalau Murokkab Majzi dibentuk bukan dari nama, maka tetap (ﻣﺑﻧﻰ) kedunya baris atas.
Contoh : ﺰﺮﻧﻰ ﺼﺎﺡ ﻣﺳﺎﺀ , ﺍﻧﺖ ﺠﺎﺮﻯ ﺑﻴﺖ ﺑﻴﺖ
d. Al-Murokkab Al-Adadi
Adalah setiap dua bilangan yang ada diantaranya huruf Ataf yang tersembunyi (Ditakdirkan) yaitu dari sebelas sampai sembilan belas.
Dan dijelaskan dalam kitab Jamiuddurus ini pula, bahwa wajib baris atas dua sisi dari Al-Murokkab Al-Adadi, baik pada baris dapan (ﻣﺮﻓﻮﻉ) pada saat baris atas (ﻣﻧﺼﻮﺐ) atau pun pada baris bawah (ﻣﺟﺮﻮﺮ)
Contoh :
ﺛﻼﺙ ﺑﻧﺎﺖ ﺍﺭﺑﻊ ﺑﻧﺎﺖ ﺘﺴﻊ ﺑﻧﺎﺖ | ﺜﻼ ﺛﺔ ﻛﺗﺏ ﺍﺮﺒﻌﺔ ﻜﺘﺏ ﺘﺴﻌﺔ ﻜﺗﺐ | * |
ﻣﺆﻧﺚ ﺍﺣﺪﻯﻋﺸﺭﺓ ﻂﺎﻠﺒﺔ ﺍﺛﻧﺘﺎﻋﺸﺭﺓ ﻂﺎﻠﺒﺔ ﺛﻼﺙﻋﺸﺭﺓ ﻂﺎﻠﺒﺔ ﺍﺭﺒﻊﻋﺸﺭﺓ ﻂﺎﻠﺒﺔ ﺘﺴﻊﻋﺸﺭﺓ ﻂﺎﻠﺒﺔ | ﻤﺬﻜﺭ ﺍﺣﺪﻋﺸﺭﻄﺎﻟﺒﺎ ﺍﺜﻧﺎﻋﺸﺭﻄﺎﻟﺒﺎ ﺜﻼﺜﺔ ﻋﺸﺭﻄﺎﻟﺒﺎ ﺍﺮﺒﻌﺔ ﻋﺸﺭﻄﺎﻟﺒﺎ ﺘﺴﻌﺔ ﻋﺸﺭﻄﺎﻟﺒﺎ | * |
ﻤﻠﻳﻭﻥﻜﺘﺎﺐ | ﻣﺎﺌﺔ ﻛﺘﺎﺐ ﺍﻠﻒ ﻛﺗﺎﺏ | * |
ﺠﺎﺌﺖ ﺍﺤﺪﻯ ﻋﺸﺭﺓ ﻄﺎﻠﺒﺔ ﺭﺋﻴﺖ ﺍﺤﺪﻯ ﻋﺸﺭﺓ ﻄﺎﻠﺒﺔ ﺍﺤﺴﻧﺖﺍﻠﻰ ﺍﺤﺪﻯ ﻋﺸﺭﺓ ﻄﺎﻠﺒﺔ | ﺠﺎﺀﺍﺤﺪﻋﺷﺮﺮﺠﻼ ﺮﺋﻳﺖﺍﺤﺪﻋﺷﺮﻜﻮﻜﺒﺎ ﺍﺣﺴﻧﺖﺇﻠﻰﺍﺤﺪﻋﺷﺮﻓﻗﻴﺮﺍ | |
Dan apa bila Murokkab yang terdiri dari adad sesuai dengan Wazan ﻓﺎﻋﻞ dan digandengkan dengan kata Asyara (ﻋﺷﺮ) seperti angka sebelas (ﺍﻠﺤﺎﺪﻯﻋﺷﺮ) sampai angka sembilan belas (ﺘﺎﺴﻊﻋﺷﺮﻠﺍ ) maka, tetap baris atas kedua sisinya.
Contoh : ﺠﺎﺀﺍﻠﺭﺠﻝﺍﻠﺭﺍﺒﻊﻋﺸﺭ
Kecuali keberadaan yang pertama diakhiri dengan huruf Ya’ (ﻱ), maka bagian yang pertama dari kalimat itu tatap baris mati.
Contoh : ﺠﺎﺀ ﺍﻠﺭﺠﻝ ﺍﻠﺤﺎﺪﻯ ﻋﺷﺮ , ﺮﺋﻳﺖﺍﻠﺭﺠﻝ ﺍﻠﺤﺎ ﺪﻯ ﻋﺷﺮ
ﻣﺮﺮﺓ ﺑﺎﺍﻠﺭﺠﻝ ﺍﻟﺤﺎﺪﻯ ﻋﺷﺮ
Sedangkan dalam Kitab Syeikh Khalid dijelaskan bahwa :
1. Muraokkab Idofi adalah Setiap dua kata, yang menempati tempat kedua dari kedua kalimat tersebut. Ada pada tempat Tanwin, untuk menunjukkan terpisannya kalimat.
Contoh : ﻏﻼﻢﺮﻴﺪ , terdiri dari dua kata yaitu ﻏﻼﻢ dan ﺮﻴﺪ setelah digabung, maka berarti milik.
2. Murokkab Majzi adalah Setiap kalimat, yang menempati tempat kedua pada tempat ﺗﺎﺀﺍﻠﺗﺄ ﻧﻴﺙ yang sebelumnya wajib baris atas apabila tidak ada huruf Ya’ (ﻱ) dan harus baris bawah kalau ada huruf Ya’ (ﻱ).
Contoh yang tidak ada huruf Ya’ (ﻱ) ﺒﻌﻝﻭﺑﻚ menjadi ﺒﻌﻠﺒﻚ
Contoh yang ada huruf Ya’ (ﻱ)ﻤﻌﺪﻭﻴﻜﺮﺐ menjadi ﻤﻌﺪﻴﻜﺮﺐ
Dengan adanya penjelasan-penjelasan di atas maka pengkaji menyimpulkan bahwa semua bagian bagian Murokkab yang ada di atas termasuk dalam Frasa (ﻋﺒﺎﺮﺓ) kecuali Murokkab Al-Isnadi, karena dia masuk dalam penjelasan Kalusa (ﺠﻤﻠﺔ)
0 komentar:
Posting Komentar