Cari Blog Ini

Jumat, 04 Februari 2011

Definisi Puisi



Definisi puisi menurut para ahli:

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.

William Wordsworth (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun  aksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan






Pengertian Sastra

Dari wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Dalam buku praktis bahasa Indonesia ( 1 ) dijelaskan bahwa sastra ialah karya tulis yang jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, serta keindahan dalam isi dan ungkapannya.

Menurut Djacob Sumardjo sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan.

Menurut Jhon Van Luxemburg sastra merupakan sebuah nama yang dengan atasan tertentu diberikan pada sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan. Sedangkan menurut A. Teuw sastra adalah bentuk seni yang selalu dalam bentuk ketegangan antara keterkaitan dan kebebasan pencipta.
Jadi, dari beberapa Pengertian Sastra di atas dapat disimpulkan bahwa sastra adalah bentuk kreatif yang objektif tentang manusia dengan segala makna kehidupan yang melingkupinya.

macam - macam karya sastra

Pujangga Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair , pantun , gurindam dan hikayat

a.syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak . Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).

b. pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan . Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), ber sajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi . Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

Peran pantun


Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain. Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan pemuda:
Mawar merah tumbuh di dinding
Jangan marah, just kidding
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Struktur Pantun


Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-5 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.

Pantun Adat

Pantun Agama

Pantun Budi

Pantun Jenaka

Pantun Kepahlawanan

Pantun Kias

Pantun Nasihat

Pantun Percintaan

Pantun Peribahasa


Pantun Perpisahan

Pantun Teka-teki

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal , masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

d. hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.

Aneka Macam Puisi
Ada banyak macam-macam puisi yang bisa ditemukan di banyak buku-buku kumpulan puisi maupun media-media yang memuat kolom sastra. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;

1. Puisi Sufi
Puisi sufi sering juga disebut sebagai puisi religi. Puisi di sini dipakai oleh para aktivis dakwah untuk menyampaikan ajakan nilai-nilai kebenaran, di samping sebagai ungkapan rasa cinta dan kesyukuran dari seorang penulis terhadap Tuhan.
Puisi sufi mengandung nilai-nilai ketuhanan yang tersirat maupun tersurat melalui keindahan estetika gaya bahasa. Di dalam ideologi sastra inilah yang dikatakan ideologi profetik, yakni sastra yang sarat dengan nilai-nilai religius. Yang paling penting dari sebuah puisi sufi adalah pesan yang terkandung dalam puisi tersebut.
Bukan berarti lantas mengabaikan nilai estetika bahasa, puisi sufi dituntut untuk dapat cerdas mengakumulasi dua hal tadi, pesan dan nilai estetika. Penyair-penyair yang cukup tersohor dengan karya-karya puisi sufi diantaranya; Abdul Hadi WM, Ahmadun Yosi Herfanda dan sebagainya.


2. Puisi Kritik Sosial
Puisi dengan tema-tema kritik sosial terhadap permasalahan aktual menjadi cukup fenomenal dan berbekas di hati publik. Terlebih jika si penyair menyoroti masalah-masalah politik negeri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat berkampanye dahulu sempat dibuat gerah oleh lawan politiknya yang memilih puisi sebagai cara untuk melawan rival politik.
Sastrawan kondang Taufik Ismail melalui sajaknya yang cukup terkenal ‘Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia’ memberikan kritik yang cukup pedas pada pemerintahan Indonesia pada tahun 1998 saat reformasi meletus. Taufik terkenal dengan puisi-puisi heroiknya yang banyak menginspirasi generasi muda untuk terus cinta dan membangkitkan negerinya dari keterpurukan.
3. Puisi Romantik
Di antara aneka macam-macam puisi, puisi jenis romantik lah sepertinya yang hampir banyak diminati oleh kalangan umum. Tema cinta menjadi tema utama pengolahan puisi-puisi romantik. Hanya yang perlu diperhatikan di sini adalah batasan antara nilai estetika dan kreativitas dengan hal-hal yang bersifat vulgar, mengarah kepada pencitraan pornografi di dalam karya sastra.
Meskipun demikian, puisi romantik memiliki ruang peminat yang cukup luas. Di samping mudah dibuat, tema cinta memang menjadi tema awet yang selalu banyak dirasakan orang. Hanya saja agar tidak terkesan basi, seorang penyair harus mampu menghadirkan tema-tema segar dalam syair romantik yang ditulisnya.


KESUSASTRAAN; berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra yang berarti indah.
Jenis karya sastra dapat dibagi menjadi tiga; puisi, prosa dan drama.
PUISI : Salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan tipografi.
Ciri-ciri puisi :
  1. Terdiri dari beberapa bait
  2. Memiliki pencitraan
  3. Memiliki sajak/rima
  4. Memiliki tipografi
  5. Memakai konotasi
  6. Bahasa lebih padat
PROSA : Salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.
Ciri-ciri prosa :
  1. Berbentuk bebas dalam susunan paragraf
  2. Tidak terikat pada bentuk puisi
  3. Memiliki unsur intrinsik
DRAMA : Salah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan di atas panggung.
Ciri-ciri drama :
  1. Terdapat pemeran tokoh cerita
  2. Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan
  3. Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara
  4. Terdapat babak dan adegan
  5. Terdapat gambaran panggung
  6. Memiliki properti
KESUSASTRAAN; berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra yang berarti indah.
Jenis karya sastra dapat dibagi menjadi tiga; puisi, prosa dan drama.
PUISI : Salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan tipografi.
Ciri-ciri puisi :
  1. Terdiri dari beberapa bait
  2. Memiliki pencitraan
  3. Memiliki sajak/rima
  4. Memiliki tipografi
  5. Memakai konotasi
  6. Bahasa lebih padat
PROSA : Salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.
Ciri-ciri prosa :
  1. Berbentuk bebas dalam susunan paragraf
  2. Tidak terikat pada bentuk puisi
  3. Memiliki unsur intrinsik
DRAMA : Salah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan di atas panggung.
Ciri-ciri drama :
  1. Terdapat pemeran tokoh cerita
  2. Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan
  3. Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara
  4. Terdapat babak dan adegan
  5. Terdapat gambaran panggung
  6. Memiliki properti

Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka
Berbicara tentang pertentangan adat dan kawin paksa, dominasi orang tua dalam perkawinan. Gaya penceritaan terpengaruh oleh sastra Melayu yang mendayu-dayu, masih menggunakan bahasa klise seperti peribahasa dan pepatah-petitih. Karya-karya yang diterbitkan Balai Pustaka diharuskan memenuhi Nota Rinkes yang berbunyi: didaktis, serta netral agama dan politik.

Ciri-ciri Angkatan Pujangga Baru
Menampilkan nasionalisme Indonesia,. memasuki kehidupan modern, menampakkan kebangkitan kaum muda. Banyak terpengaruh oleh Angkatan 1880 di Negeri Belanda, sehingga puisi-puisinya banyak yang berbentuk soneta. Pada masa ini terjadi polemik yang seru antartokoh-tokohnya. Sutan Takdir Alisyahbana berorientasi ke barat yang intelektualistik, individualistuik dan materialistik, punya idealisme tinggi akan kemajuan iptek/sains dan dunia. Sanusi Pane berorientasi ke timur (India, Timur Tengah,  Cina) yang spiritualistik, mementingkan olah ruhani. Kemudian Armijn Pane, Amir Hamzah, Kihajar Dewantara, yang lebih menginginkan adanya sintesis barat yang sifistikated dan timur yang sufistik.

Ciri-ciri Sastra Masa Masa Jepang dan Angkatan 45
Bicara tentang kegetiran nasib di tengah penjajahan Jepang yang sangat menindas, menampilkan cita-cita merdeka dan perjuangan revolusi fisik. Pada masa Jepang untuk berkelit dari sensor penguasa, berkembang sastra simbolik. Muncul ungkapan-ungkapan yang singkat-padat-bernas (gaya Chairil Anwar dalam puisi) dan kesederhanaan baru dengan kalimat pendek-pendek nan lugas (gaya Idrus dalam prosa fiksi/sketsa).

Sastra dekade 50-an
Memantulkan kehidupan masyarakat yang masih harus terus berjuang dan berbenah di awal-awal masa kemerdekaan. Disebut juga Generasi Kisah (nama majalah sastra). Di masa ini sastra Indonesia sedang mengalami booming cerpen. Juga marak karya-karya teater dengan tokohnya Motenggo Boesye, Muhammad Ali Maricar, W.S. Rendra (sekarang Rendra saja).Mulai tumbuh sarasehan-sarasehan sastra terutama di kampus-kampus.

Sastra Angkatan ‘66
Menegakkan keadilan dan kebenaran bnerdasarkan Pancasila dan UUD 45, menentang komunisme dan kediktatoran,  bersama Orde Baru yang dikomandani Jendral Suharto ikut menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dasn PKI. Sastra Angkatan ’66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati. Yang paling terkenal adalah “Tirani” dan “Benteng” antologi puisi Taufiq Ismail. Hampir seluruh tokohnya adalah pendukung utama Manifes Kebudayaan  yamng sempat berseteru dengan LEKRA.



Dekade 70-an – 80-an
Penuh semangat eksperimentasi dalam berekspresi, merekam kehidupan masyarakat yang penuh keberagaman pemikiran dan penghayatan  modernitas. Muncul para pembaharu sastra Indonesia dengan karuya-karyanya yang unik dan segar seperti Sutarji Calzoum Bachri dan Yudhistira Ardi Noegraha dalamm puisi, Iwan Simatupang dan Danarto dal;am prosa fiksi, Arifin C. Noer dan Putu Wijaya dalam teater.

Sastra Mutakhir  (Dekade 90-an dan Angkatan 2000)
Memasuki era Reformasi yang sangat anti KKN dan praktik-praktik otoriter, penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan nuansa-nuansa sufistik. Menampilkan euforia menyuarakan hati nurani dan akal sehat untuk pencerahan kehidupan multidimensional. Taufiq Ismail yang pernah terkenal sebagai tokoh sastra Angkatan ’66 ikut mengawal Reformasi dengan bukunya antologi puisi “Malu Aku Jadi Orang Indonesia” (MAJOI). Di samping menampilkan sanjak-sanjak peduli bangsa (istilah yang diusung rubrik budaya Republika) dan karya-karya reformasi yang anti penindasan, gandrung keadilan, berbahasa kebenaran (sesuai Sumpah Rakyat 1998), muncul pula fenomena kesetaraan gender yang mengarah ke woman libs sebagaimana tercermin dalam karya-karya Ayu Utami dari Komunitas Sastra/Teater Utan Kayu, Jenar Mahesa Ayu, Dewi Lestari. Pada era yang bersamaan berkibar bendera Forum Lingkar Pena (FLP) dengan tokohnya HTR (Helvy Tiana Rosa) yang berobsesi mengusung Sastra Pencerahan, Menulis Bisa Bikin Kaya (kaya ruhani, kaya pikiran,, kaya wawasan, dan semacamnya).

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
ADIFAH 2220 © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute