Cari Blog Ini

Jumat, 04 Februari 2011

Kumpulan Puisi


Di Hatiku
untaian kata mesra dan seribu puisi cinta yang kupunya
tak mampu menyaingi indah wajahmu
kau adalah keindahan yang menghiasi duniaku
memandangmu... aku berharap waktu berhenti
menyentuhmu...seperti menyentuh sesuatu yang rapuh tapi sangat berharga
kau adalah jejak yang iringi langkahku
kau adalah detak yang iringi jantungku
kau adalah air mata yang iringi tangisku
kau ada di hatiku






Aku Tak Pernah Berpaling
ketika musim memajang rindunya pada hujan
ada sebongkah cemas yang tak bisa kuucapkan
aku hanya ingin memelukmu dari senja hingga subuh tiba
setapak demi setapak
kudaki jalan terjal kerisauan
saat tiba di persimpangan
ingin kutanggalkan segala ragu dan rasa bosan
ooo,
betapa kebimbangan telah berubah menjadi labirin
menjadi lingkaran tanpa celah
tapi catatlah olehmu, tentang satu kepastianku
'aku tak pernah berpaling darimu'

Sebuah Keabadian
hati hanya bisa mencintai sekejap
kaki hanya bisa melangkah sejauh lelah
tatapan tak selamanya indah di mata
tapi memiliki kasih sayang darimu
adalah keabadian
tak ternilai…

Teduh di Matamu
ada rintik hujan yang jatuh di tanah pasir
ada butir embun yang turun di rerumputan
adalah dirimu yang buatku tahu
bahwa cinta itu,
ada...!
mendekapku dalam keindahan yang abadi
seperti darah dan merahnya
seperti malam dan gelapnya
seperti teduh
yang kulihat di matamu

SEMISAL CITA

Oleh : Nur Hasim, S.Pdi

 

Semisal senyum pagi
Menyapa hening mentari
Menyibak tirai indah bunga
Harum mewangi
Penuh salam silaturrahmi
Detik berjalan menjadi hari
Berganti minggu lalu bulan
Begitu sempurna
Bumi berotasi memutari matahari
Memutar siang jadi malam
Malam berganti siang
Sampai kita tak juga berputar
Seakan baru saja kemarin
Kita bersama
Merangkai kasih
Dalam bingkai hari,
Kau ajarkan aku alphabet kata
Juga huruf hijaiyah
Penuk arti
Lalu mengerti
Seakan baru saja kemarin
Kita bersama
Merajut kenangan penuh makna
Melukis cita dan asa
Dalam kanvas kehidupan nyata
Kini telah jingga
Seakan baru saja kemarin
Kita cipta senyum bahagia
Diantara riangnya masa
Diantara canda dan tawa
Kini telah senja
Ingin rasanya aku putar kembali masa
Merangkai angan lebih lama
Dalam indahnya bersama
Ingin rasanya aku bangun senyum cita
Semisal arakan kemantin muda
Meski gundah melanda
Meski resah merana
Mengintai perpisahan
Di ujung jendela luka
Namun kita kan tetap bahagia
Ingin rasanya aku kobarkan semangat merah
Aku sucikan putihnya jiwa
Bersama kalian disini
satukan merah putih
Ukirlah merahnya darah
Dalam putihnya kanvas jiwa
Kibarkanlah merah putih kita
sucikan semangat juang kita
Berkibarlah …
Kibarkanlah …
Berkibarlah …
Slalu
Merah putih kita
Dimana saja
Kapan saja
Meski jarak telah pisahkan kita
kita tetap Indonesia raya


pesan buat sahabat
saat kita di tengah masa
kita erat berjabat
berdua lewati titian semu
menuju terang mentari jauh di depan
gelak tawa dan tangis bertukar
kita siapa?
bukan saudara!
mari sobat kita berjabat
ucapkan selamat tinggal
jalan simpang sudah dekat
lambaikan tangan sebab mentari
kita berbeda.
Isyarat Malam
istriku, malam kita sudah larut
kapan pernah kita bersujud
dalam kelam jubah malam
kita berdiam
menengok bintang khusuk sembahyang
istriku, malam kita kian larut
derit ranjang tak lagi buahkan bayi
anak kita lima, cucu enam:
mari kita dekap
karna milik kita
istriku, jangan lagi kita sembunyi
malam kita adalah tepi hari
istriku, bila kereta datang
jemput kita pulang
kita sudah sembahyang
MELEPAS KEIKHLASAN
bukanlah matamu, istriku
tiga anak kita di kali bening
bermain perahu daun bambu
coleteh dan tawanya
alangkah lepas
dari jauh pandang saja mereka
kali bening bukan milik kita
bukalah telingamu, istriku
di tengah masa
mereka pamit
tinggalkan halaman rumah
bukalah hatimu, istriku
ucapkan selamat jalan
ulurkan tanganmu,
mari kita dekap
hatinya

Indah Sore Itu
indah sore itu bukan pada matahari senja
yang berwarna jingga
indah sore itu bukan pada biru samudera
di batas cakrawala
indah sore itu adalah hitam rambutmu
yang buat aku terpana
indah sore itu adalah biru matamu
yang memancarkan pesona
indah sore itu adalah kamu, cinta...!

Ketulusan Hati
sesuatu yang tak bisa diucapkan
jangan dipaksa untuk diucapkan
sesuatu yang tak bisa diucapkan
sebaiknya dimengerti saja
karena masih banyak makna yang bisa kita rangkai
lewat sebuah ketulusan hati
maka berdirilah disampingku
dan terangi setiap jalanku
seperti Adam menerangi Hawa nya
seperti aku, yang tulus mencintaimu

Mawar di Bibirmu
ketika kesunyian bolong
oleh nyanyian sumbang burung malam
aku hempaskan setumpuk penat dan kegelisahan
pada gambar wajahmu yang ayu
dan ketika senyum di bibirmu
mekar
seindah rangkaian bunga-bunga mawar
maka kerinduan ini
telah lunas terbayar

Tarian Rindu

ada ragu menyelinap rasa
mengeja alphabet rindu yg menggema
ada rindu berhembus cinta
kala hati rasakan sempurna
...

tlah lama huruf-huruf
mengeja makna kearifan hubb
bersama hening rasa
kau bidadari cinta
penuh makna

tlah aku gores cita
di ruang hati yg hampir mati
kau hadir sbg zam-zam penuh syia'

begitu sempurna tuhan melukismu
dlm kanvasku yg hampir saja tak tau arti
akan indahnya wajahmu dalam wajah-Nya

Tuhan
hatiku luluh dalam cantiknya
ingin aku menari sepi
bersamanya
di altar persujudanku bersamanya
mengukir indah jamal-Mu
sampai hilang tubuhku
dalam dekap mesrahmu
di ranjang malam ibadahku

sepert hilang terang
pekat melambat merambat
melambai remang pesona
wajah gamang
menatap aku pada ruang kosong
menemani sepi
lalu sunyi

aku berdiri sebagai diriku sendiri
mengukir huruf-huruf dosa
dalam setiap jengkal rasa
sebagai api
membakar dan melahap harapku
sampai tak tersisa amalku

aku berdiri sebagai diriku
melukis nurani
menari bersama hening tarian pagi
menjumputi sketsa baru kedirianku
lalu pergi
tanpa goresan imaji

aku berdiri sebagai aku dan engkau
dalam hati dan nurani
menjumputi nilai
menyulam hakiki
dalam ranjang ilahi
nan abadi

Pengakuan
Tataplah mataku, kasih, tanpa gemetar . Riak gelombang
terpantul bersama luka menganga. Sudah sekian lama
mendera sukma
Sentuhlah jantungku, kasih, rasakan gejolak denyut
kegundahan; sudah lama mengoyak jiwa
Sia-sia kau katupkan bibirmu sebab telah kubaca
lembar-lembar pengakuanmu, jujur kau tuliskan: "nafsu
tak terkendali...."
Jangan takut, kasih, tatap mataku dengan berani.
Sambut tanganku, mari kita lambaikan untuk waktu
yang telah berlalu, walau luka itu tak mungkin
mengatup. Kubuka pengampunanku, ikhlas kuterima air
matamu karena, ternyata
kau masih perawan di malam pertama.





tinggal bersama
dijemput kuda berpelana putih
lewati jalan setapak menuju langit
pengembaraan panjang
mesti kita alami
maka:
jangan paksa aku mendebat lagi
sayangku
noda apakah dosa
dosa apakah noda yang kita tebarkan
di atas ranjang
di rumah sarat cemooh tetangga
mari jadi laki bini
lahirkan bayi suci

Sajak Penghambur Dosa
Tuhan
mencintai-Mu adalah siksa
melihat di telaga-Mu
wajahku penuh dosa
Tuhan
membencimu adalah dosa
sebab kasih-Mu tetap kudekap
jika Kau tawarkan
sorga atau neraka
jawabku: atau!


0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
ADIFAH 2220 © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute