Riwayat Sang Fajar
Blog Archive
-
▼
2011
(147)
-
▼
Februari
(36)
- sang mentari senja
- Renungan CInta
- MULTIKULTURALISME DAN BHINEKA TUNGGAL IKA
- MARHAENIS DI ERA IMPERIALISME
- METODE BERPIKIR DIALEKTIK
- Bhinneka Tunggal Ika Dan Passing Over Spiritualita...
- Pentingkah Pancasila
- http://www.pakdenono.com/home.htm
- Faham Wahabi
- Mossad Badan Inteligen Israel
- Teokrasi Iran v Demokrasi Liberal Barat
- GAGASAN AL-QUR’AN TENTANG PLURALISME:
- Otentisitas Al-Qur’an
- Al-Qur'an, Orientalisme
- Cara Menulis Profil
- Skripsi BAB III
- Skripsi BAB II
- Skripsi BAB I
- MAHASISWA MASIH BELUM PEDULI TERHADAP ORGANISASI
- J-A-N-G-A-N !
- Teater
- MODUL JURNALISTIK DASAR.
- AL-HIKAM ALHATIMIYAH (IMAM IBNU ARABI)
- Modul Sastra Indonesia
- Pamflet Reoni
- Muhtadin Asya Pradana
- PANDUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
- Definisi Puisi
- puisi
- Kumpulan Puisi
- Kumpulan Pantun
- Tanpa judul
- Tanpa judul
- My Album
-
▼
Februari
(36)
Entri Populer
-
Profil dan Cara Menulis Profil Menulis profil seseorang dimaksudkan untuk mempublikasikan sisi yang istimewa atau pencapaian seseorang kepa...
-
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup se...
-
Pada masa Rasulullah SAW. masih hidup, istilah Aswaja sudah pernah ada tetapi tidak menunjuk pada kelompok tertentu atau aliran tertentu...
-
التمهيد الحمد لله رب العلمين نحمده، ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعماللنا، من يهدالله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا...
-
A. Pengantar Bangsa Indonesia yang menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah sebuah bangsa yang besar. Negara dengan jumlah pen...
Ratapan Jiwa yang Kosong
Harapan yang telah tersiram oleh air kesucian berupa landasan iktikad…. Maka iktikad inilah yang akan terus aku bakar... Agar dapat menjadi sebuah kata TEKAD.
Facebook Muhtadin. AP
RENUNGAN JIWA
SEMANGAT
Cari Blog Ini
Senin, 28 Februari 2011
Renungan CInta
tiada lidah yang tak kelu
tiada zarrah yang tak lebur
tiada alam yang tak lenyap
tiada mentari yang tak malu
tiada bintang-bintang yang tak bergetar-getar menahan segenap kelipnya
merintih akulah geletar cahaya Muhammad
aaakulahh geletar cahaya Muhammad
aaakulahh geletar cahaya Muhammad
dan tiada pula awan yang tak berarak-arak menanti pertemuan dengan Mu,
duhai Muhammad …
dalam Nuansa
Nyala di dada
Buhulan Cinta !
faqir merintih rindu sembari berkeliling
Cinta meniup lembut lembar-lembar mahkota bunga
faqir menjeritkan harapan ‘tuk bersua
Cinta menjanjikan kekasih yang dirindukan
faqir nanar menangis … menangis … dan menangis
Wahai Seribu Wajah Asmara!
di kala angin musim dingin menerpa salju-salju
O…Ratih…di manakah dikau harus kucari
O…Ratih…telah kulewati Fuji nun jauh di timur dan ratusan selat-selat berakitkan bambu
O…Ratih…kau tiadalah ada di satu kota-kota cinta
O…Ratih…hanyalah aroma wewangian asli yang kudapat ataulah gambar-gambar berpigura di pasar-pasar burung
Harapan rasaku yang tiada terjangkau…’Aliyyah Ratih
Pujaan nurani yang maha agung…’Azhiimah Ratih
Piala-piala anggur cinta…Waduudah Ratih
Kecantikan tiada tara tiada terbayang…Jamiilah Ratih
Raup-raup kesempurnaan kasih mesra…Rahiimah Ratih
Rahmat tiada terbatas bagai samudra…Rahmaniyyah Ratih
Puja dan puji yang sempurna….
di 19.35 0 komentar
Senin, 21 Februari 2011
MULTIKULTURALISME DAN BHINEKA TUNGGAL IKA
MARHAENIS DI ERA IMPERIALISME
di 10.43 0 komentar
Label: era globalisasi, gmni, imperialisme, marhaenisme, pancasila
METODE BERPIKIR DIALEKTIK
di 10.37 0 komentar
Label: dialektika, hukum dialektik, idealisme, kapitalisme, matrealisme, metode berfikir
Bhinneka Tunggal Ika Dan Passing Over Spiritualitas Bung Karno
S |
di 10.35 0 komentar
Label: bangsa, bung karno, era globalisas., negara, pancasila, politik
Pentingkah Pancasila
Faham Wahabi
Sejarah awal mula faham Wahabi
di 09.21 1 komentar
Label: faham wahabi, sejarah wahabi, wahabi
Mossad Badan Inteligen Israel
di 09.15 0 komentar
Jumat, 18 Februari 2011
Teokrasi Iran v Demokrasi Liberal Barat
Oleh Herdi Sahrasad*
Tatkala Barat (AS dan Uni Eropa) memilih berhati-hati dalam menyikapi demonstrasi di Tunisia, Mesir, Aljazair, Jordania, dan Yaman serta terpukau oleh orde baru di Beirut (Lebanon), Iran justru bersikap tegas. Teheran dengan mantap mendukung perubahan di dunia Arab tersebut
Hampir seluruh pergolakan rakyat di dunia Arab itu anti-Amerika (anti-Barat). Hal tersebut ditandai dengan seruan ‘’Enyahlah antek Amerika’’. Sebagaimana publikasi media, di mata kaum demonstran Arab, begitu kuat persepsi bahwa Hosni Mubarak di Mesir dan Ben Ali di Tunisia adalah antek Amerika. Artinya, di kalangan demonstran revolusioner Arab itu, semangat anti-Barat sangatlah kuat dan ada kehendak kuat agar negeri mereka berdaulat, mandiri, serta bermartabat.
Masuk akal jika para pembuat kebijakan Amerika dan Eropa khawatir atas kekacauan di Tunisia, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya. Kawasan Arab, tampaknya, bakal melewati masa transisi yang panjang dan sulit, mengingat berurat-akarnya korupsi serta kediktatoran. Di mana-mana muncul kerusuhan, ketidakpastian, dan rasa sakit. Perekonomian memburuk dan terpuruk.
Ada kekhawatiran Barat bahwa protes anti pemerintah di Timur Tengah tersebut dibajak Islamis radikal. Namun, jelas tidak adil menyatakan bahwa wilayah itu tidak ’’siap untuk demokrasi’’ . Tidak adil juga hanya menyalahkan masyarakat Arab dan menganggap kekacauan akan merusak serta bertahan lama.
Dalam kaitan ini, Barat amat waspada dan curiga bahwa Iran, tampaknya, paling antusias menyambut tumbangnya rezim-rezim diktator di Timur Tengah. Bahkan, kepada masyarakat Arab, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan elite penguasa lainnya di Teheran merasa telah membuktikan diri sebagai kekuatan revolusioner Islam yang pro perubahan dan memberikan contoh bagaimana menegakkan teokrasi di dunia Islam.
Kini kebangkitan dan perlawanan rakyat Arab yang berhasil menjatuhkan rezim otoriter pro-Barat di Mesir dan Tunisia menandai babak awal bagi perjuangan baru antara ’’demokrasi liberal (sekuler) dan teokrasi Iran’’. Mana yang akan dipilih rakyat Tunisia dan Mesir, juga mungkin Yaman, Jordania, Maroko, serta Aljazair: demokrasi atau teokrasi?
Barat terus berada di posisi defensif sebagai pendukung rezim-rezim korup serta otoriter yang sudah jatuh di Mesir dan Tunisia. Sementara itu, pada saat yang sama, Barat menghadapi jalan kasar dan terjal dalam membangun relasi di dunia Arab ke depan yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Mengingat, arah perubahan di dunia Arab masih tidak pasti: apakah menganut demokrasi sekuler atau justru teokrasi ala Iran pada masa dekat ini.
di 16.35 0 komentar
Minggu, 13 Februari 2011
GAGASAN AL-QUR’AN TENTANG PLURALISME:
I. Pendahuluan
gagasan di atas, baik yang telah dikaji dan ditafsirkan secara tematis (maud}u>’i>) maupun bersifat analitis (tahli>li>) dengan berbagai pendekatan dan perspektif. Pembicaraan masalah toleransi, yang menjadi salah satu agenda penting pluralisme, berangkat dari sebuah realitas dalam masyarakat - secara mikro maupun makro – di mana terjadi benturan teologis agama-agama, yang pada gilirannya telah menimbulkan benturan kultural maupun teologis, karena masing-masing pemeluk agama berusaha memperluas eksklusivitasnya sendiri, dengan mengibarkan bendera identitas untuk membuktikan dirinya yang terkuat, paling kredibel, dalam kerangka mempertahankan eksistensinya. Hal ini secara cepat memicu timbulnya klaim-klaim kebenaran monolitik, yang secara lambat laun turut memicu munculnya pertikaian dan konflik di antara agama-agama, sehingga timbul perpecahan di antara pemeluk agama-agama itu sendiri, baik dalam skala kecil regional maupun besar, nasional bahkan internasional.
Sekalipun iklim pluralisme telah berhembus memenuhi horizon dunia, mendobrak benteng-benteng teologi, tampaknya paham ini belum sepenuhnya bisa diterima, baik di tingkat diskursus maupun realitas faktual oleh karena hambatan-hambatan tertentu. Pemersatuan antara yang ideal (das sein) dengan kenyataan-kenyataan sosial-religius (das sollen) di lapangan belum menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Keprihatinan inilah barangkali dapat menjadi daya dorong mendeskripsikan gagasan al-Qur’an tentang pluralisme dengan jalan menangkap landasan teologis, filosofis dan etisnya. Ada 4 tema pokok pandangan al-Qur’an tentang pluralisme, yaitu: 1) kebebasan beragama, 2) pengakuan atas eksistensi agama-agama, 3) kesatuan kenabian, dan 4) kesatuan pesan ketuhanan.
Tulisan kecil ini mencoba memberikan secercah kontribusi pemikiran keagamaan – pluralisme – dalam upaya memahami konsep al-Qur’an dengan merujuk literatur tafsir al-Qur’an dan karya-karya publikatif lainnya dengan melihat aspek eksternalitas, tanpa memasuki relung-relung internalitas kedalaman keberagamaan manusia. Diharapkan dapat menambah khazanah tulisan-tulisan yang telah ada, meski hanya sebatas pemekaran pemikiran.
di 21.54 0 komentar
Otentisitas Al-Qur’an
Baik proses turun-(pewahyuan)-nya maupun penyampaian, pengajaran dan periwayatan-(transmisi)-nya dilakukan melalui lisan dan hafalan, bukan tulisan.
Dari dahulu, yang dimaksud dengan ‘membaca’ Al-Qur'an adalah “membaca dari ingatan (qara’a ‘an zhahri qalbin; to recite from memory).”
Adapun tulisan berfungsi sebagai penunjang semata. Sebab ayat-ayat Al-Qur'an dicatat—yakni, dituangkan menjadi tulisan diatas tulang, kayu, kertas, daun, dan lain sebagainya—berdasarkan hafalan, bersandarkan apa yang sebelumnya telah tertera dalam ingatan sang qari’muqri’.
Proses transmisi semacam ini, dilakukan dengan isnaad secara mutawaatir dari generasi ke generasi, terbukti berhasil menjamin keutuhan dan keaslian Al-Qur'an sebagaimana diwahyukan oleh Malaikat Jibrial a.s kepada Nabi sallallaahu 'alaihi wa-sallam dan diteruskan kepada para Sahabat, demikian hingga hari ini.
Ini berbeda dengan kasus Bibel, di mana tulisan—manuscript evidence dalam bentuk papyrus, scroll, dan sebagainya—memegang peran utama dan berfungsi sebagai acuan dan landasan bagi Testamentum alias Gospel.
Jadi seluruh kekeliruan dan kengawuran orientalis bersumber dari sini. Orang-orang seperti Jeffery, Wansbrough dan Puin, misalnya, berangkat dari sebuah asumsi keliru, menganggap Al-Qur'an sebagai ‘dokumen tertulis’ atau teks, bukan sebagai ‘hafalan yang dibaca’ atau recitatio. Dengan asumsi keliru ini (taking “the Qur’an as Text”) mereka lantas mau menerapkan metode-metode filologi yang lazim digunakan dalam penelitian Bibel, seperti historical criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism.
di 21.52 0 komentar
Al-Qur'an, Orientalisme
Yang membuat kalangan non-Muslim (khususnya "orientalis-missionaris" Yahudi dan Kristen) geram sekaligus hasad (dengki) adalah fakta bahwa dalam soal yang satu ini pun--yakni tentang keaslian, kebenaran dan kemukjizatan Al-Qur'an sebagai Kalaamullah-seluruh Umat Islam sepakat dan sependapat dari dulu sampai sekarang, dari Maroko sampai Merauke. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, orang Yahudi dan Kristen memang tak akan pernah berhenti, dengan segala macam cara, mempengaruhi Umat Islam agar mengikuti langkah mereka.
Mereka ingin Umat Islam melakukan apa yang mereka lakukan : menggugat, mempersoalkan ataupun mengutak-atik yang sudah jelas dan mapan, sehingga timbul keraguan terhadap yang sah dan benar.
Untuk memberi kesan seolah-olah obyektif dan autoritatif, orientalis-missionaris ini biasanya "berkedok" sebagai pakar (scholars/expert) dalam bahasa, sejarah, agama dan kebudayaan Timur, baik yang 'jauh' (Far Eastern, seperti Jepang, Cina dan India) maupun yang 'dekat' (Near Estern, seperti Persia, Mesir, dan Arabia).
di 21.46 0 komentar
Label: Al-Qur'an, kitab, mukjizat, Orientalisme, umat islam
Selasa, 08 Februari 2011
Cara Menulis Profil
Skripsi BAB III
STRUKTUR DAN I’RAB SIFAT MAUSUF
Contoh : | ﺠﺎﺀﺰﻳﺪﺍﻠﻌﺎﻗﻞ |
Contoh : | ﻤﺭﺭﺖ ﺒﺭﺠﻞ ﻜﺭﻴﻡ ﻤﺭﺭﺖ ﺒﺭﺠﻞ ﻜﺭﻴﻡﺍﺒﻮﻩ |
Contoh : | ﺟﺎﺀﺍﻟﺗﻟﻣﻳﺬﺍﻟﻣﺟﺗﻬﺪ ﺟﺎﺀ ﺍﻠﺗﻟﻣﻳﺬ ﺍﻟﻣﺟﺗﻬﺪﺍﺧﻭﻩ |
di 11.59 0 komentar
Skripsi BAB II
di 11.48 0 komentar
Skripsi BAB I
A. Latar Belakang
di 11.46 0 komentar
Senin, 07 Februari 2011
MAHASISWA MASIH BELUM PEDULI TERHADAP ORGANISASI
Minggu, 06 Februari 2011
J-A-N-G-A-N !
di 21.52 0 komentar
Label: AIDS, cerita pendek, cerita rakyat, cerpen, jangan
Sabtu, 05 Februari 2011
Teater
Ruang Waktu
Putra Sang Fajar
- Muhtadin Asya Pradana Hidup Adalah Belajar Biarlah qta Belajar Untuk Hidup
- gambar-gambar berpigura di pasar-pasar burung Labuan hatiku yang tersembunyi…Latifah Ratih Harapan rasaku yang tiada terjangkau…’Aliyyah Ratih Pujaan nurani yang maha agung…’Azhiimah Ratih Piala-piala anggur cinta…Waduudah Ratih Kecantikan tiada tara tiada terbayang…Jamiilah Ratih Raup-raup kesempurnaan kasih mesra…Rahiimah Ratih Rahmat... tiada terbatas bagai samudra…Rahmaniyyah Ratih Puja dan puji yang sempurna….
Harga Diri
هذا الفيديو هو جيد جدا لبرنامجنا الأولي لتعلم اللغة العربية، اللغة التي هي سهلة والكرتون الرسوم الكاريكاتورية التي تجعل الصغار يحبون لمشاهدته ، هذا الفيديو هو من السهل جدا أن نفهم حتى لو كان شخص لا يعرف اللغة العربية، وبسبب هذا الفيديو يأتي مع الممارسة كما لا يقتصر على الكلمات وحدها، مما يجعل من السهل على الناس الذين يرون ذلك.
” Jiwa manusia tidak lebih dari seberkas cahaya, terlahir untuk bersinar dalam suatu masa yang singkat sebelum akhirnya padam selamanya. "